Indonesia
go public di dunia
otomotif. Dan itu bukan karena mobil-mobil bikinan ahli kita laku di
pasar internasional. Tapi lantaran sejumlah perusahaan otomotif ternama
dunia membesut produk baru dengan nama-nama berbahasa Indonesia. Soal
mobil mobil yang memakai nama bahasa Indonesia itu ramai diberitakan
media masa, dua hari belakangan.
Yang paling baru adalah Porsche AG, sebuah perusahaan ternama di
Jerman. Perusahaan itu memberi mobil merek terbarunya dengan nama Macan.
"Macan memadukan karakteristik mobil sport dengan kelebihan semua SUV.
Jadi ini adalah mobil Porsche sejati," kata Bernhard Maier, Executive
Vice President Sales and Marketing, perusahaan itu.
Bernhard menilai karakter binatang Macan yang sangar dan agresif bisa
diterjemakan dalam mobil Sport Utility Vehicle (SUV) terbaru mereka.
Itu terlihat dari gambar sktesa Porsche Macan yang disodorkan kepada
publik.
"Nama Porsche baru ini harus disesuaikan dengan produk,
dengan nama yang terdengar baik dalam setiap bahasa dan dialek, sehingga
membangkitkan makna positif," katanya memberi alasan.
Mobil
Porsche Macan itu akan hadir dengan lima pintu dengan tampilan yang
dapat disebut 'baby SUV'. Garis tegas disekujur tubuhnya membuat mobil
ini terlihat agresif. Headlamp macan dibuat meruncing yang menjadi ciri
khas Porsche. Buritannya juga dibuat sangat aerodinamis.
Porsche
Macan akan diproduksi di pabrik Leipzig di Jerman. Perusahaan akan
membuat sekitar 50.000 unit Macan setiap tahun. Pabrik itu menargetkan
Macan akan terjual 200 ribu unit hingga tahun 2018. Mobil ini akan
menggunakan platform Audi Q5. Kemungkinan menggunakan dua jenis bahan
bakar seperti Q5, yakni bensin dan diesel sebagai sumber tenaganya.
Sedangkan
jantung pacunya disinyalir akan menggunakan jantung mekanis Porsche V6,
berteknologi twin-turbo. Ada juga pilihan untuk mesin hybrid yang lebih
baik dari milik Audi Q5 hybrid.
Sebetulnya merek Macan sudah
pernah dilansir pabrik lokal. PT. Texmaco pernah melansir mobil dengan
nama Texmaco Macan. Berjenis minibus dengan kapasitas mesin 1.800 cc.
Tapi mobil ini tidak pernah diproduksi masal, padahal satu unit
prototipe pernah dipamerkan di arena Pekan Raya Jakarta pada 2001.
Mobil
lain yang juga mengadopsi nama Indonesia adalah Suzuki Ertiga. Nama
Ertiga dinilai cocok untuk mewakili karakter mobil jenis Multi Porpose
Vehicle (MPV). Er (huruf R) berarti Row (baris), tiga angka 3, kalau
diartikan mobil dengan 3 baris tempat duduk.
Ini sesuai dengan
tagline Suzuki yang menghadirkan mobil dengan 3 baris tempat duduk yang
lapang. Mobil yang digadang-gandang menjadi pesaing terberat
Avanza-Xenia yang akan resmi diluncurkan di tanah air pada pertengahan
bulan depan.
Suzuki Ertiga ditawarkan dengan tiga pilihan varian,
yakni tipe GA, GL, dan GX. Adapun untuk harga Ertiga GA Rp144 juta,
Ertiga GL Rp156 juta, dan Ertiga GX Rp165 juta.
Tipe GX adalah
versi paling lengkap. Sedangkan tipe GL untuk menengah, dan tipe GA
untuk yang versi standar. Untuk kelengkapan keamanan, Ertiga sudah
dilengkapi dengan Dual Airbag plus ABS (Tipe GX), Immobilizer (Tipe GX
& GL), serta perlengkapan Tilt Steering.
Ertiga disokong
dengan mesin bensin 1,4 liter dengan tenaga 94 hp pada putaran mesin
6.000rpm dan torsi 130 Nm pada 4.000 rpm. Konsumsi bahan bakar diklaim 1
liter menembus 16 km.
Nama lain yang juga mencorong di dunia otomotif adalah Madura. Madura
diambil dari nama pulau yang terkenal dengan budaya karapan sapi, dan
dianggap sangat cocok dengan mobil berlambang banteng ini. Nama pulau
itu digunakan oleh produsen supercar asal Italia, Lamborghini. Mahasiswa
Munich University, Slavche Tanevsky berkolaborasi dengan desainer
Lamborghini dan Audi membuat Lamborghini Madura.
Konsep tersebut
diciptakan atas kerjasama Tanevsky dengan desainer Lamborgini dan Audi
untuk bahan baku proyek Lamborghini (Lamborghini's Raw Material
Project). "Madura adalah proposal untuk proyek mobil hybrid Lamborghini
pertama yang dijadwalkan untuk 2016," kata Tanevsky.
Meskipun
sekilas menyerupai tampilan Lamborghini Reventon dan mobil konsep
Estoque, secara keseluruhan desain Madura lebih ramping, lebih terfokus,
dan lebih agresif. Bagian depan Lamborghini Madura, mengusung lampu
ramping untuk mempertegas kesan lebar pada mobil, dihiasi dengan lubang
udara besar serta kap mesinnya yang memiliki lekuk unik.
Bagian
buritannya, posisi mesin hybrid yang berada di bagian depan, membuat
Tanevsky dapat membuat garis-garis rumit yang membantu menjadikan
tampilan Lamborghini Madura Concept memiliki tampilan yang sangat unik.
Mobil merek Indonesia
Sudah
lebih dari 20 tahun atau sejak 1993, sejumlah perusahaan lokal mencoba
memproduksi mobil sendiri untuk bersaing dengan merek negeri seberang.
Tapi tidak ada satu pun dari mobil-mobil itu yang mulus hidupnya.
Berikut nama-nama sejumlah mereka lokal itu.
Maleo
Ini
nama mobil yang mestinya diciptakan IPTN untuk mewujudkan mobil
nasional. Sudah ada 11 rancangan mobil digarap hingga 1997. Tapi proyek
ini tidak berjalan dengan mulus.
Timor
Mobil
lokal yang cukup sukses adalah Timor atau 'Teknologi Industri Mobil
Rakyat' yang merupakan rebadged dari Korea Selatan, dengan merek Kia
Sephia. Perusahaan yang mengeluarkan mobil ini adalah Timor Putra
Nasional milik Tommy Soeharto. Saat krisi ekonomi, proyek Timor juga
dihentikan.
Bimantara
Keluarga Cendana
juga mengeluarkan mobil dengan nama Bimantara milik Bambang Trihatmojo
yang menggandeng Hyundai. Krisi ekonomi juga ikut menghentikan proyek
ini.
Kancil
Ada juga merek Kancil atau
singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit dan Lincah yang diproduksi PT
Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari. Dengan mesin 250 CC, kendaran
ini disiapkan untuk menggantikan Bajaj.
AG Tawon
Belakangan
ada nama AG-Tawon yang diproduksi PT Super Gasindo di Rangkasbitung,
Banten. Memiliki empat percepatan transmisi manual, dan dapat dipacu 100
km per jam dengan mesin 650 cc.
Komodo
Mobil
ini merupakan kreasi PT Fin Komodo Indonesia yang berpusat di Cimahi
Jawa Barat. Mobil offroad jenis Cruiser ini dirancang oleh salah satu
desainer pesawat CN-250 Gatotkaca, Ibnu Susilo.
Gea
Gea
merupakan mobil hasil riset PT INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin
Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional). Mobil mungil ini dibekali
mesin berkapastias 650 cc, dan dapat dipacu sampai dengan kecepatan 90
km/jam. Mobil ini sudah sampai tahap uji coba produksi.
Marlip
Marlip
adalah mobil listrik yang cocok digunakan untuk mobil golf dan mobil
keamanan. Mobil ini merupakan hasil pengembangan dari LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT Marlip Indo Mandiri. Marlip
juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50
km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120 km.
Wakaba
Mobil
Wakaba (Wahana Karya Anak Bangsa) adalah buatan komunitas otomotif dan
Disperindag Jawa Barat. Kendaraan ini dirancang untuk berbagai jenis,
yakni mobil pengolah lahan, mobil angkut hasil pertanian, mobil
pengolahan hasil pertanian, mobil angkutan umum pedesaan, mobil
perkebunan serta mobil penjualan.
Esemka Digdaya
Esemka
Digdaya adalah proyek mobil nasional yang dikerjakan oleh siswa SMK 1
Singosari Malang. Mobil double kabin ini menggunakan kerangka Isuzu
Panther dengan suspensi dari Mitsubishi L300.
Sedangkan dapur
pacunya, mobil ini mengadalkan mesin injeksi eks Timor berkapasitas
1.500 cc. Pembuatan mobil prototipe ini menghabiskan biaya sekitar
Rp100-175 juta.
Seiring dengan penggunaan nama Indonesia oleh
produk global untuk mobil mereka. Pemerintah Indonesia juga menuntut
satu syarat dalam program Low Cost and Green Car (LCGC). Setiap mereka
yang bersedia ikut dalam program ini wajib memakai bahasa nasional untuk
mobil mereka.
Meski bukan teknis, tapi penggunaan nama bahasa
Indonesia akan dijadikan syarat wajib dalam program LCGC. Tapi hal ini
masih harus menunggu peraturannya keluar.
"Nama produk itu harus
bercitra nusantara. Seperti Toyota dengan nama 'Kijang', juga 'Macan'
Porsche," kata Dirjen Idustri Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi.
Tak
hanya nama Indonesia. Beberapa kriteria teknis untuk syaratan kerjasama
ini juga harus dipenuhi. Antara lain konsumsi bahan bakar 22 kpl, dan
penentuan harga jualnya di bawah Rp 90 juta.
Diharapkan,
regulasi LCGC sudah dapat keluar bisa pada Oktober 2012. Karena banyak
produk baru yang murah dan ramah lingkungan siap dipasarkan.
Sejumlah
APM saat juga sedang memproses komponen-komponen yang bisa diproduksi
di dalam negeri berkaitan dengan program LCGC. Termasuk pembicaraan
dengan vendor-vendor berkaitan dengan aplikasi komponen lokal tersebut
secara bertahap.
Sumber : vivanews.com